Kamis, 03 Desember 2020

ARTIKEL PENGELOLAAN HAMA TERPADU DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

 ARTIKEL PENGELOLAAN HAMA TERPADU DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

DISUSUN OLEH:

Nama : APRI YULIYANTO

Alamat Domisili : Saptomulyo, Kec.Kota gajah, Kab.Lampung Tengah

Nomor HP : 081632747211

Email : Apriyul9@gmail.com

AKADEMI KOMUNITAS PERKEBUNAN STIPER YOGYAKARTA

PENGELOLAAN HAMA TERPADU DI PERKEBUNAN SAWIT




Pengendalian hama terpadu adlah satu konsep atau cara berfikir dalam upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan hama dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian yang dipadukan dalam satu kesatuan untuk mencegah kerusakan tanaman dan timbulnya kerugian secara ekonomis serta mencegah kerusakan lingkungan dan ekosistem. Dengan kata lain, pengendalian hama terpadu adalah pengendalian hama dengan penyakit tanaman dengan pendekatan ekologis yang bersifat multi disiplin untuk mengelola populasi hama dengan menerapkan berbagai teknik pengendalian yang kopetibel. Konsep pengendalian hama terpadu diperlukan untuk menjamin proses pembangunan pertanian dengan mengedepankan pelestarian lingkungan dan menjamin kesehatan manusia. Sistem pngendalian hama terpadu merupakan suatu teknologi pertanian yang bersahabat dengan alam, memantapkan tahap produksi yang telah dicapai meningkatkan efisiensi input.

Hama dan penyakit tanaman adalah semua jenis organisme pengganggu tanaman yang dapatmenimbulkan kerusakan fisik yang dianggap merugikan dan tidak diinginkan kehadirannya dalam kegiatan bercocok tanam. Dalam dunia pertanian istilah hama sering dikonotasikaan sebagai organisme pengganggu tanaman yang kasat mata , yaitu Hewan. Misalnya adalah kutu, belalang, burung, tikus dan lain sebagainya. Sementara pnyakit diartikan sebagai bentuk kerusakan fisik tanaman yang disebabkan oleh organisme yang tidak kasat mata , yaitu bakteri dan jamur.untuk mencegah kerugian atau melindungi tanaman dari kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit diperlukan tindakan pencegahan dan pengendalian secara tepat dan benar. Namun sayangnya, hangga saat ini banyak diantara kita masih menganggap pestisida sintesis kimia adalah satu-satunya solusi untuk melindungi tanaman dari kerusakan. Padahal penggunaan pestisida kimia memiliki dampak yang buruk terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Petisida kimia jika digunakan secara terus menerus dan tidak terkendali dapat menyebabkan resistensi hama terhadap suatu bahan aktif pestisida. Lebih parahnya lagi , aplikasi pestisida kimia dapat menimbulkan resurjensi hama, yaitu peledakan atau peningkatan populasi hama secara cepat. Untuk menyelamatkan manusi dan lingkungandari efek negatif pestisida kimia maka diperlukan sebuah konsep pengendalian hama yang sehat dan ramah lingkungan yang dikenal sebagai sistem Pengendalian Hama Terpadu(PHT).

Pada sistem Pengendalian Hama Terpadu(PHT) Adalah sebagi berikut, Pemanfaatan agenhayati dalam pemeliharaan tanaman, konsep pengendalian hama penyakit dan hama yang diterapkan di perkebunan kelapa sawit adalah pengendalian hama terapadu (PHT). Dalam konsep ini, pengendalian hayati merupakan prioritas karena mempunyai sifat yang lebih ramah di lingkungan dan berkesinambungan.Teknik pengendalian hayati adalah dengan mengembangkan musuh alami dari hama atau penyakit kelapa sawit.

Adapun beberapa hama pada tanaman kelapa sawit:

 Hama perusak akar, nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus, serangga Macrotermes gilvus dan Captotermescurvignatus.

 Hama perusak daun, kumbang malam,ulat api dan ulat kantong.

 Hama perusak tandan buah, ulat tandan dan tikus.

 Hama perusak batang, kumbang tanduk,babi hutan dan landak.

Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk makhluk atau organisme pengganggu yang disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia, ekologi, atau ekonomi. Pengendalian hama berumur setidaknya sama dengan pertanian,lantaran petani perlu memperhatikan tanamannya dari serangan hama. Untuk memaksimalkan hasil produksi, tanaman perlu dilindungi dari tanaman dan hewan yang dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.

Pengendalian hama secara biologis dilakukan dengan menggunakan predator dan parasit alami hama tersebut. Tujuan pengendalian hama biologis adalah mengeliminasi hama dengan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia yang sedikit mungkin

Ada beberapa musuh alami untuk pengelolaan dan pengendalian hama serta membasmi penyakit pada kelpa sawit,

1. Burung hantu



Burung hantu sebagai musuh alami tikus, kenapa harus burung hantu? Burung hantu lebih efektif karena jangkauannya seluas 20 ha. Kandang burung hantu diletakkan di tengah areal tersebut. Selain itu burung hantu mempunyai sifat kembali ke kandangnya. Jadi walaupunburung hantu terbang mengitari kebun, dia bakal kembali lagi ke sarangnya . Perawatan burung hantu juga tidak sulit dan terbukti efektif mengendalikan hama tikus. Salah satu yang harus diperhatikan oleh pengelola kebun kelapa sawit jika menggunakan burung hantu yaitu, jangan membuat kandang burung hantu dekat dengan sumber cahaya. Halini bisa membuat burung hantu stress.

2. Bunga pukul 9



Sebagai inang bagi predator yang membasmi ulat api. Bunga pukul 9 merupakan inang merupakan inang bagi serangga yang merupakan musuh alamidari ulat api. Bunga pukul 9 ditanam disekitar areal kebun. Penggunaan bunga pukul 9 sebagai tanaman parasit membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 3 bulan.

3. Kotoran Harimau

sebelumnya berawal darimana,hanya masyarakat di daerah bukittinggi sumatera barat saja yang baru mengetahui cara ini . Selama ini mereka membeli kotoran harimau ke kebun binatang dikota bukittinggi . Kotoran binatang tersebut tidak cukup untuk menampung permintaan petani. Kotoran harimau disini semakin banyak digunakanoleh petani, karena penggunaanya tidak membutuhkan biaya yang besar. Jika tidak menggunakan kotoran harimau petani harus memagar seluruh kebun kelapa sawitnya dan itu membutuhkan biaya yang besar. Kotora harimaun tersebut diletakkan disekitar perkebunan. Jika babi ingin mengganggu tanaman kelapa sawit dan mencium kotoran tersebut , mereka tidak berani mendekat. Mungkin babi menyangka harimau ada di sekitar kebun tersebut.

4. Jamur Metarhizium

Merupakan jamur patogen pada berbagai jenis serangga. Kurang lebih ada sekitar 200 spesies serangga terutama yang hidup di dalam tanah dapat di infeksi oleh jamur Metarhizium.

5. Jamur Trichoderma

Merupakan jamur yang menjadi musuh alami dari Ganoderma . Trichoderma memiliki pertumbuhan yang cepat dan agresif. Di alam, sebenarnya Trichoderma sudah ada dan tersedia, tetapi populasinya menurun bahkan habis sebagai akibat dari penggunaan produk-produk kimia yang berlebihan dan tidak bijak. Untuk itu perlu dilakukan manipulasi kultur teknis, salah satunya dengan mengintroduksi Trichoderma yang sudah terseleksi dan memiliki virulensi yang tinggi terhadap Ganoderma. Cara kerjanya yaitu menghancurkan dinding sel jamur Ganoderma menggunakan enzim kitinase dan glukanase, menghambat pertumbuhan jamur sasaran menggunakan metabolik sekunder yang bersifat antibiotik, dan juga dengan menguasai dan perebutan ruang tumbuh.

Pengendalian hama secara mekanis, adalah pengendalian hama yang dilakukan secara langsung dengan menggunakan tangan maupun dengan bantuan alat dan mesin pertanian, juga memasnang pelindung antara tumbuhan. Gulma bisa dihilangkan dari lahan pertanian dengan pengelolaan tanah (pembajakan). Pembajakan mengangkut tanah beserta tumbuhan yang hidup di atasnya lalu membalikannya, sehingga akar tumbuhan akan terekspos udaradan sinar matatahari, dan daun gulma tertimbun tanah.Pada tanaman kelpa sawit biasanya dapat dilakukan dengan pembuatan piringan dan diwilayah piringan ini nanti yang akan rutin untuk dibersihkan dari hama gulma bisa dengan menggunakan cara mekanis.

Pengandalian hama dengan cara Menggunakan Siklus Perkembangbiakan, serangga dan hama dapat hidup dan berkembang biak ditempat selain lahan pertanian, misal di saluran irigasi (siput/keong). Drainase dan manajemen sumber daya air yang baik dapat mengganggu perkembang biakan hama yang hidup di air. Sampah sisah pertanian diketahui dapat menjadi sumber makanan bagi hama tikus, sehingga tikus masih dapat hidup meski buah pada kelpa sawit sedang tidak ada atau kelapa sawit sedang tidak dalam musim panen. Pasca panen lebih baik untuk mencegah hal ini.

Pestisida, penyemprotan pestisida ke lahan pertanian merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam mengendalikan hama. Meski demikian,penggunaan pestisida diketahui dapat banyak memiliki dampak bagi kesehatan pada manusia dan juga padalingkungan. Fumigasi adalah penyemprotan pestisida dalam wujud gas di ruang tertutup sehingga hama dan pestisida tidak keluar dari lingkungan dalam jumlah yang signifikan.Fumigasi menyerang hama pada berbagai tahap perkembangannya dari mulai masih telur hingga serangga dewasa

. Walaupun terdapat dampak yang tidak baik bagi manusia dan lingkungan, termasuk herbisida, sering kali digunakan di perkebunan perkebunan kelapa sawit .



1. Paraquat

Telah digunakan selama lebih dari 40 tahun,baik diperkebunan besaratau kecil. P araquat dichloride, yang dikenal secara sederhana sebagai ‘paraquat’, adalah salah satu jenis herbisida yang banyak digunakan di dunia. Di Indonesia, ‘paraquat’ dijual dengan nama Gramoxone. Bahan pemusnah ilalang yang sangat beracun ini umum di gunakan di perkebunan-perkebunan kelapa sawit di asia tenggara. Zat yang dikandung sangat berbahaya apabila terhirup, tertelan atau terserap melalui kulit. Sampai sekarang belum ada penawar racun pada paraquat apabila terkena racunnya.

2. Glifosat

Dengan semakin banyaknya larangan dan batasan penggunaan paraquat, glifosat mulai mengambil peran sebagai ‘ratu herbisida’ . Selain itumeski kadarracun pada glifosat lebih rendah dari pada paraquat, beberapa surfaktar (zat pencair) yang digunakan dalam persiapan penyemprotan sangat beracun. Salah satu jenis glifosat adalah Roundup, adalah salah satu jenis herbisida berbasis glifosatyang sering digunakan di seluruh dunia, termasuk tanaman rekayasa genetikayang dapat di tolerir. Beberapa buruh perkebunan menggunakan glifosat mengalami masalah pada kehamilan . Selain keprihatinan atas kesehatan dan keselamatan parapekerja perkebunan, trdapat masalah pencemaran air berhubungan dengan penggunaan herbisida glifosat dan paraquat. Para produsen zat zat tersebut menyatakan bahwa unsur kimiawi yang dikandung tidak berbahaya bagi manusia dan alam sekitarnya karena setelah penyemprotan zat-zat itu akan segera diserap oleh tumbuhan dan kehilangan kekuatannya setelah bersentuhan dengan tanah. Namun, di beberapa wilayah di indonesia yang mana curah hujan sangat tinggi, herbisida dapat merembes ke sungai yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga,termasuk minum, bagi penduduk sekitar perkebunan. Selain itu,herbisida tersebut tidak dapat terserap oleh tanah yang berpasir.

Dari penjelasan diatas tentang berbagai macam hama tanaman yang menyerang dan mengganggu tanaman kelapa sawit dapat disimpulkan bahwa produktifitas dan hasil produksi tanaman turut dipengaruhi oleh serangan hama. Masing-masing hama memberikan serangan dan gejala berbeda-beda pda setiap bagian tanaman kelapa sawit. Hama yang paling sering di jumpai pada tanaman kelapa sawit adalah ulat api,dan tikus sebagi hama mamalia yang paling banyak di jumpai. Untuk pengendalian hama yang menyerang dapat dikendalikan dengan pelepasa predator dari hama itu sendiri, untuk menghindari ledakan penyerang tanaman ini. Dalam penggunaan pestisida maupun bahan kimia lain yang digunakan untuk mengendalikan hama tanaman menggunakan dosis yang sesuai dengan kebutuhan agar tidak terjadi resistensi pada hama itu sendiri, resistensi yaitu adalah suatu kondisi dimana hama sudah kebal atau tahan terhadap bahan kimia yang digunakan atau dosis bahan kimia tersebut.

Daftar Pustaka

https://sawitindonesia.com/penanaman-dan-pengendalian-hama-kelapa-sawit/

https://mitalom.com/pengertian-prinsip-dasar-dan-konsep-pengendalian-hama-terpadu-pht/

https://oilpalmteamwwfriau.wordpress.com/2013/09/20/musuh-alami-pembasmi-hama-kelapa-sawit/ https://www.academia.edu/37921115/TUGAS_AKHIR_Manajemen_dan_Teknik_Pengendalian_Hama_Terpadu_pada_Tanaman_Kelapa_Sawit_Elaeis_guineensis_Jacq._di_PT_Pranasta_Abadi_Kecamatan_Pagar_Dewa_Kabupaten_Tulang_Bawang_Barat.pdf

http://www.downtoearth-indonesia.org/id/story/penggunaan-pestisida-di-perkebunan-kelapa-sawit

https://sawitindonesia.com/memilih-produk-trichoderma-yang-tepat-untuk-pengendalian-penyakit-ganoderma-di-perkebunan-kelapa-sawit/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_hama

ESAI TENTANG MENJAGA KETAHANA PANGAN DI MASA PANDEMI


 

Menjaga  Ketahanan Pangan di  Masa Pandemi




 

Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan ketahanan pangan merupakan ukuran kelentingan terhadap gangguan pada masa depan atau ketiadaan suplai pangan akibat berbagai faktor seperti kekeringan, kelangkaan bahan bakar, ketidakstabilan ekonomi, peperangan, dan khusunya seperti saat ini di masa pandemi COVID-19.

Krisis pangan menghantui Indonesia sebagai dampak pandemi saat ini. Banyak cara dilakukan berbagai pihak guna mengantisipasinya. Masyarakat mulai melakukan penghematan dan menanam bahan pangan dan sayuran lokal, serta gerakan beli hasil tanaman pangan lokal juga digencarkan. Pangan ditengah mewabahnya pandemi COVID-19 hingga saat ini dapat di pastikan persoalan pangan akan menjadi tranding topik isu yang tidak kalah menariknya dengan isu-isu ekonomi di Indonesia maupun global.

Pada masa pandemi COVID-19 saat ini tentu segala aktivitas yang berada di tempat keramaian atau aktivitas yang dilakukan beramai-ramai akan dihentikan sementara seperti kegitan ekonomi baik kegiatan perdagangan di pasar maupun tempat perbelanjaan modern, kegiatan keagaman berjamaah seperti dimasjid dan gereja, serta kegiatan pendidikan dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Tentu hal ini dapat mempengaruhi bebagai perubahan seperti menurunnya stabilitas ekonomi nasiaonal, kelangkaan dan naiknya harga bahan pangan, kegiatan peribadatan yang dilakukan dari rumah serta kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan jarak jauh dengan menggunakan sistem daring.

Kegiatan PKL Tematik yang diselenggarakan kampus AKPY-STIPER Yogyakarta tentang praktik budidaya tanaman pangan, sayuran dan lain-lain, ditengah pandemi COVID-19 saat ini dilakukan di kampung halaman masing-masing dengan teatap melakukan protokol kesahatan yang dianjurkan pemerintah.

Kegiatan PKL Tematik budidaya tanaman pangan dan sayuran ini bertujuan untuk menghindari terjadinya panicbuying dan naiknya harga bahan pangan serta terbatasnya stok pangan atau kelangkaan. Kegiatan PKL ini wajib di ikuti seluruh mahasiswa beasiswa BPDPKS di AKPY-STIPER.

Pada kegiatan PKL Tematik budidaya tanaman pangan dan sayuran ini saya melakukan kegiatan bercocok tanam di lingkungan rumah serta membantu keluarga dalam bertani budidaya pangan dan sayuran seperti membantu dalam penanaman tanaman jagung milik keluarga, serta melakukan beberapa budidaya tanaman sayuran seperti terong, cabai, tomat, bayam, dan kangkung.

Budidaya tanaman ini tidak memerlukan banyak tempat dan biaya yang mahal dapat kita lakukan di sekitar rumah baik ditanam secara langsung ditanah, ditanam menggunakan polibag, mengguakan sistem hidroponik dan masih banyak cara tanam lainnya yang dapat kita lakukan di lingkungan rumah

Kegiatan ini dimulai sejak awal bulan bulanapril dari situ saya mulai menyiapkan beberapa hal seperti pembelian bibit sayuran,pembelian pupuk serta menyiapkan lahan tanam dengan menggunakan tanah yang banyak mengandung bahan organik setelah itu saya membuat bedengan dan naungan menggunakan paranet selanjutnya melakukan penyemaian biji tanaman sayuran dan melakukan perawatan rutin tanaman seperti pembersihan gulma dan hama serta pemupukan. Kegiatan ini saya lakukan di pekarangan rumah serta saya lakukan secara mandiri bersama keluarga tanpa melibatkan orang lain atau teman secara berkelompok.

Disini saya memilih tanaman semusim  yang cepat untuk dipanen seperti kangkung dan bayam yang dapat dipanen setelah usia 1 bulan setelah tanam dan hasil panennya  dapat kita jual atau hanya kita nikmati atau kita konsomsi sendiri bersama keluarga.

Pada saat ini beberapa tanaman sayuran telah memasuki masa panen dalam hal ini hasil panen kami putuskan untuk tidak menjual hasil panennya hanya untuk di konsumsi keluarga saja tentu hal ini sangat bermanfaat karena dapat meringankan dan mengurangi biaya belanja bahan sayuran keluarga.



Jadi kegiatan PKL Tematik budidaya tanaman pangan dan sayuran ini saya rasa sangat bermanfaat ditengah mewabahnya pandemi COVID-19 seperti saat ini saya rasa sangat perlu untuk melakukan budidaya tanaman pangan secara mandiri dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan karena dapat menjaga kestabilan bahan pangan dan sayuran serta dapat pula mencegah terjadinya kelangkaan dan naiknya harga pangan dan sayuran di masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

http://www.harianbhirawa.co.id/ketahanan-pangan-di-tengah-pandemi-covid-19/ diakses pada kamis, 21 Mei 2020 pukul 14.23 WIB.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/ketahanan_pangan diakses pada Kamis, 21 Mei 2020 pukul 14.35 WIB.

 

 

 

 

Kamis, 16 April 2020

Laporan Pencegahan penyebaran pandemi COVID-19 di lingkungan sekitar


LAPORAN PELAKSANAAN PKL TEMATIK

Pencegahan  Penyebaran Pandemi Covid-19 di Lingkungan Sekitar
Mahasiswa AKPY ikut serta melakukan pencegahan penyebaran
pandemi Covid-19 di lingkungan masing-masing
 








Dilaksanakan Di:
Desa Saptomulyo, Kec.Kotagajah, Kab.lampung tengah
Provinsi lampung

Dilaksanakan Oleh:
Apri Yuliyanto
112219045





BEASISWA PROGRAM PENDIDIKAN D1 KELAPA SAWIT
AKADEMI KOMUNITAS PERKEBUNAN
YOGYAKARTA
2020




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Covid-19 adalah yang disebabkan oleh virus yang pertama kali di identifikasi pada bulan desember 2019 di wuhan Whina. Gejala umum termasuk demam , batuk , dan sesak napas .  Gejala lain mungkin termasuk nyeri otot , diare , sakit tenggorokan , kehilangan bau , dan sakit perut.  Sementara sebagian besar kasus mengakibatkan gejala ringan, beberapa berkembang menjadi pneumonia virus dan kegagalan multi-organ .  Pada 5 April 2020, lebih dari 1,21 juta  kasus telah dilaporkan di lebih dari dua ratus negara dan wilayah,  yang mengakibatkan lebih dari 65.700 kematian.  Lebih dari 252.000 orang telah pulih. 
Virus ini terutama menyebar selama kontak dekat,  dan oleh tetesan kecil dihasilkan ketika orang batuk, bersin, atau berbicara.  Tetesan kecil ini dapat diproduksi saat bernafas tetapi virus ini umumnya tidak mengudara . Orang juga dapat menangkap COVID-19 dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian wajah mereka.  Virus ini dapat bertahan di permukaan hingga 72 jam. Penyakit ini paling menular selama tiga hari pertama setelah onset gejala, meskipun penyebaran mungkin terjadi sebelum gejala muncul dan pada tahap selanjutnya penyakit.
 Langkah-langkah yang disarankan untuk mencegah infeksi termasuk sering mencuci tangan , menjaga jarak sosial atau menjaga jarak fisik (menjaga jarak fisik dari yang lain, terutama dari mereka yang memiliki gejala), menutupi batuk dan bersin dengan tisu atau siku bagian dalam, dan menjaga tangan yang tidak dicuci menjauh dari wajah. Penggunaan masker dianjurkan bagi mereka yang curiga memiliki virus dan pengasuh mereka. Rekomendasi untuk penggunaan masker oleh masyarakat umum bervariasi, dengan beberapa pihak berwenang merekomendasikan penggunaannya, beberapa merekomendasikan penggunaannya, dan yang lain membutuhkan penggunaannya. Saat ini, tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk COVID-19.Penatalaksanaan melibatkan pengobatan gejala , perawatan suportif , isolasi , dan tindakan eksperimental . 
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan wabah koronavirus 2019–20 sebagai Darurat Kesehatan Publik untuk Kepedulian Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan pandemi pada 11 Maret 2020. Transmisi lokal dari penyakit telah tercatat di banyak negara di seluruh enam wilayah WHO . 


B.     Tujuan Acara
Adapun tujuan pelaksanaan PKL Tematik pencegahan penyebaran pandemi Covid-19 di lingkungan sekitar adalah sebagai berikut:
1.        Mendukung program/kebijakan pemerintah pusat
2.        Mencegah dan mengurangi penyebaran dari pandemi Covid-19
3.        Memberikan wawasan kepada seluruh anggota keluarga dan masyarakat sekitar mengenai pandemi Covid-19

C.    Manfaat Acara
Adapun manfaat pelaksanaan PKL Tematik pencegahan penyebaran pandemi Covid-19 di lingkungan sekitar adalah sebagai berikut:
1.        Memutus mata rantai penyebaran Covid-19
2.        Menerapkan kembali perilaku hidup bersih dan sehat di lingkung an sekitar
3.        Membuat anggota keluarga dan masyarakat sekitar menjadi lebih




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Virus Corna
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayianak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Hal ini membuat beberapa negara di luar negeri menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
B.     Gejala Virus Corona
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
1.      Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
2.      Batuk
3.      Sesak napas
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona.








C.    Penyebab Virus Corona
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
1.      Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
2.      Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19
3.      Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
D.    Diagnosis Virus Corona
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:
1.      Uji sampel darah
2.      Tes usap tenggorokan untuk meneliti sampel dahak (tes PCR)
3.      Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
E.     Pengobatan Virus Corona
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
1.     Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit yang ditunjuk
2.     Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
3.     Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup
4.     Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh


F.     Komplikasi Virus Corona
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi serius berikut ini:
1.     Pneumonia
2.     Infeksi sekunder pada organ lain
3.     Gagal ginjal
4.     Acute cardiac injury
6.     Kematian
G.    Pencegahan Virus Corona
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
·         Hindari bepergian ke tempat-tempat umum yang ramai pengunjung (social distancing).
·         Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian.
·         Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60% setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
·         Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
·         Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
·         Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan, cuci tangan setelahnya.
·         Masak daging sampai benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
·         Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
·         Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
·         Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
·         Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
·         Periksakan diri ke dokter hanya bila Anda mengalami gejala gangguan pernapasan yang disertai demam atau memenuhi kriteria PDP (pasien dalam pengawasan).
·         Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
·         Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar sembuh.
·         Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
·         Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
·         Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
·         Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
























BAB III
METODOLOGI

A.    Tempat dan Waktu
Tempat PKL Tematik Pencegahan  Penyebaran Pandemi Covid-19 di Lingkungan Sekitar  ini dilakukan di Desa Saptomulyo, Kec.Kotagajah, Kab.Lampung tengah, Provinsi Lampung.pada bulan April s/d Mei 2020
B.     Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama pelaksanaan kegiatan PKL Tematik Pencegahan  Penyebaran Pandemi Covid-19 di Lingkungan Sekitar adalah sebagai berikut:
·         Alat
§  Galon air
Gambar 3.1 galon air
§  Tempat sabun cair
Gambar 3.2 tempat sabun cair
§  Lap tangan
Gambar 3.3 lap tangan
·         Bahan
§  Sabun cuci tangan
§  Air bersih


C.    Prosedur kerja
Selama kegiatan pelaksanaan  PKL Tematik Pencegahan  Penyebaran Pandemei Covid-19 di Lingkungan Sekitar telah di laksanakan beberapa kegiatan yaitu:
·         Melakukan penyuluhan
Memberikan pengetahuan edukasi mengenai bahaya dan penanganan pencegahan pandemi Covid-19 di lingkungan keluarga
·         Pembuatan tempat cuci tangan
tempat cuci tangan di buat di depan rumah  tepat di depan pintu masuk





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Tabel Hasil Kegiatan
Adapun hasil dari pelaksanaan  PKL Tematik Pencegahan  Penyebaran Pandemi Covid-19 di Lingkungan Sekitar adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil kegiatan pembuatan sabun cuci tangan
No
Hari
Tanggal & Bulan
Topik PKL
Jenis Pekerjaan
Rotasi Ke
Hasil Kerja
Satuan
Hari Kerja
Pemakaian Alat/Bahan
Keterangan
Nama
Jml
Satuan
1
Senin
6/April
Topik 1
Pencegahan Covid-19
Pembuatan tempat cuci tangan
1
1
Rumah
1 jam
Sabun cuci tangan
Galon
Air
150
1
20
Ml
Unit
Liter
Upaya pencegahan covid-19




B.     Pembahasan
Dari tabel satu dapat dilihat bahwa untuk membuat tempat cuci tangan sangatlah mudah dan juga kegunaanya yang begitu penting. Peletakan tempat cucitangan tersebut di depan rumah tepatnya di depan pintu masuk supaya setiap orang atau tamuyang masuk dapat mencuci tangannya dengan bersih sebelum memasuki rumah. Dengan mencuci tangan kita dapat mengurangi terjangkitnya dan mengurangi penularan pandemi Covid-19.
Mencuci tangan dengan sabun adalah kegiatan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan airdan sabun ataupu cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, apalalagi di musim pandemi Covid-19 seperti saat ini mencuci tangan dengan sabun menjadi hal yang sangat penting supaya tidak tertular virus Covid-19 dan memutus mata rantai penyebaran kuman dan memutus mata rantai penyebaran virus panandemi Covid-19.


Gambar 4.1 mencuci tangan dengan sabun dan air bersih

Tangan yang bersentuhan lagsung dengan kotoran manusia ataupun binatang serta kotoran tubuh lainnya (seperti ingus,dan makannan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri,virus, dan parasitpada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya dirinya sedang ditularkan







BAB V
KESIMPULAN

Dari pelaksanaan  PKL Tematik Pencegahan  Penyebaran Pandemi Covid-19 di Lingkungan Sekitar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Program pemerintah tidak akan berhasil tanpa adanya peran serta masyarakat indonesia dalam kesadaran pencegahan covid-19.
2.      Perlunya sosialisasi di masyarakat mengenai penanganan untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19.
3.      Pembuatan sanitasi seperti tempat cuci tangan sangat bermanfaat untuk mengurangi penyebaran virus yang semakin meluas.
4.      Kebersihan lingkungan juga menjadi aspek penting dalam mencegah terjadinya penularan virus baik Covid-19 ataupun virus lainnya.





















Aku Ingin Selalu Jadi Bocah Kecilmu...

Aku tak pernah menyadari, bahwa waktu cepat berlalu dan berganti. Hingga aku tersadar, bahwa aku tak selamanya berada di tempat dan posisi y...